
Bunda pasti paham bagaimana perjuangan seorang Ibu hamil selama 9 bulan mangandung itu tidaklah mudah. Ketika waktu persalinan sudah dekat, rata-rata ibu hamil mengharapkan agar dapat menjalani persalinan secara normal. Namun, rencana yang diharapkan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan ya, Bunda. Bunda mungkin terpaksa melakukan persalinan caesar karena terjadi suatu kondisi darurat pada perut yang mengharuskan tindakan segera untuk mengeluarkan bayi dari rahim.
MulyaMedikaCare - Tahukah Bunda? Operasi secara caesar ternyata tidak disarankan untuk alasan secara nonmedis lho. Operasi caesar ini berisiko karena dapat memicu kerusakan organ, pendarahan hebat, reaksi alergi hingga terjadinya infeksi. Maka dari itu setelah prosedur operasi caesar dilakukan, Bunda harus mengamati perubahan yang terjadi pada tubuh terutama pada daerah luka sayatan ya.
Persalinan dengan operasi caesar secara umum itu aman, namun jenis persalinan ini memiliki tingkat risiko infeksi sekitar 6-11 persen menurut Whitney B. You, M.D., MPH, asisten profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Feinberg School of Medicine, Universitas Northwestern. Infeksi ini dapat terjadi pada rahim, perut ataupun sayatan. Apabila hal seperti itu terjadi, maka Bunda harus segera melakukan perawatan lebih lanjut.
Infeksi luka caesar ini dapat mengakibatkan hal berbahaya yang disebabkan oleh bakteri yang masuk di lokasi sayatan bedah. Maka dari itu, Bunda perlu mengetahui tanda-tanda infeksi setelah operasi caesar termasuk pencegahan dan cara mengobatinya.
Ciri-ciri luka caesar yang terkena infeksi
Bekas luka dari operasi caesar dapat terinfeksi jika ada bakteri yang masuk melalui luka, lho, Bunda. Luka bekas jahitan operasi caesar akan terasa perih dalam beberapa hari setelah persalinan selesai. Segera hubungi dokter jika Bunda mengalami beberapa gejala yang dilansir dari Healthline. Berikut ciri-ciri luka setelah operasi caesar terkena infeksi :
- Sakit perut yang parah
- Kemerahan di tempat sayatan
- Keluarnya nanah dari tempat sayatan
- Pembengkakan pada luka bekas sayatan
- Nyeri di lokasi sayatan yang tidak kunjung hilang atau bertambah parah
- Sakit saat buang air kecil
- Demam lebih dari 38ºC
- Keputihan yang berbau busuk
- Pendarahan yang hebat dan mengharuskan Bunda mengganti pembalut lebih dari satu kali dalam waktu satu jam
- Pendarahan yang mengandung gumpalan besar
- Sakit kaki atau bengkak
Jahitan luka caesar mengeras merupakan pertanda jaringan kulit baru sudah terbentuk. Hanya saja, ada juga bekas jahitan caesar yang mengeras sebagai ciri infeksi pada luka caesar bagian dalam.
Bekas jahitan caesar mengeluarkan nanah terjadi karena infeksi bakteri Staphylococcus aureus, yaitu suatu kondisi yang biasa ditemukan pada ciri-ciri infeksi luka sesar bagian dalam, pada hingga 15-20% ibu.
Faktanya, bekas jahitan caesar panas juga umum terjadi. Mengingat, jaringan juga sedang mengalami proses penyembuhan. Jadi, sensasi ini memang tak terhindarkan ya Bunda. Namun, hal ini juga menunjukkan adanya ciri-ciri luka caesar infeksi. Jika Bunda menemukan bekas luka operasi caesar yang menunjukkan benjolan, bisa jadi hal tersebut bukan ciri-ciri infeksi pada luka caesar bagian dalam, namun ciri-ciri Bunda mengalami hernia insisional.
Hasil penelitian European Journal of Obstetrics, Gynecology, and Reproductive Biology menyatakan bahwa, kondisi ini kerap dialami 5,6% ibu yang mengalami operasi caesar
Faktor-faktor penyebab luka caesar terkena infeksi
Risiko infeksi tergantung dari alasan operasi caesar, menurut Pamela Promecene, M.D., profesor dan dokter kandungan McGovern Medical School di UT Health Houston, sebagai contoh, operasi caesar yang direncanakan memiliki risiko yang sedikit lebih rendah daripada operasi caesar darurat. Dokter dan pasien memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan operasi.
Selain hal diatas, berikut beberapa faktor riwayat kesehatan yang mungkin meningkatkan risiko terkena infeksi luka setelah operasi caesar, diantaranya:
- Kegemukan / Obestitas
- Diabetes atau gangguan imunosupresif (seperti HIV)
- Chorioamnionitis (infeksi cairan ketuban dan selaput janin) selama persalinan
- Mengonsumsi streoid jangka panjang (melalui mulut atau intravena)
- Perawatan prenatal yang buruk (jarang kontrol atau periksa ke dokter usai operasi)
- Pernah mengalami persalinan caesar sebelumnya
- Kehilangan darah yang berlebihan selama persalinan atau operasi
- Kurang teratur dalam mengonsumsi antibiotik maupun perawatan antimikroba pra-sayatan
Bagaimana cara mencegah infeksi pada luka setelah operasi caesar?
Ibu hamil yang sudah merencanakan operasi caesar, dokter mungkin meminta Bunda untuk mandi dengan sabun antibakteri khusus sebelum proses persalinan berlangsung.
“Antibiotik diberikan secara rutin secara berkala sebelum dan setelah operasi caesar agar mengurangi risiko infeksi pada rahim” tutur dr. Mulyadi, SpOG, MKes, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi di Klinik Mulya Medika Care.
Perlu Bunda ketahui bahwa persiapan lainnya juga sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya masalah dikemudian hari setelah melakukan operasi caesar. Tindakan persiapannya pun berbeda-beda tentunya tergantung kondisi kesehatan dan rekam medis ibu hamil tersebut.
Jika Bunda mengalami diabetes dan akan menjalankan operasi caesar, biasanya akan diminta untuk mengontrol kadar gula pada darah sebelum dan setelah operasi tersebut dilakukan.
Setelah Bunda pulang dari rumah sakit, perhatikan dan ikuti petunjuk perawatan luka setelah operasi caesar untuk mencegah terjadinya infeksi pada sayatan caesar. Hal ini meliputi mengganti perban dan membersihkan luka secara teratur. Bunda juga harus menghindari meletakkan beban berat contohnya beban bayi langsung diatas luka operasi caesar.
Pengobatan dan perawatan luka caesar terkena infeksi
Infeksi yang terjadi pada luka operasi umumnya akan segera di obati dengan antibiotik ketika Bunda masih berada di rumah sakit. Obat antibiotik tersebut tergantung dari jenis bakteri yang menyebabkannya. Ketika kasus infeksi yang dialami Bunda sudah tergolong pada kategori parah, mereka biasanya akan segera melakukan operasi kecil untuk mencegah terjadinya komplikasi infeksi yang lebih lanjut.
Dokter akan membuka sayatan pada seluruh area yang terinfeksi untuk menghilangkan abses dan cairan nanah yang ada pada luka. Setelah area yang terluka tersebut dibersihkan dengan hati-hati, dokter akan mengoleskan antiseptik dengan kain kasa diatasnya untuk mencegah penumpukan nanah akibat area yang terinfeksi.
Untuk mempercepat mengeringkan dan menyembuhkan luka yang terinfeksi tersebut, Bunda bisa mengonsumi obat kapsul yang mengandung ekstrak ikan gabus yaitu Kapsul Channamix. Kapsul Channamix satu-satunya kapsul ikan gabus di Indonesia yang mengandung protein albumin kualitas premium dengan perbandingan ekstraksi 20:1 (20 kg ikan gabus dijadikan 1 kg ekstraksi ikan gabus) dan mengandung royal jelly yang tidak hanya mempercepat penyembuhan luka bahkan meminimalisir bekas luka. Channamix juga sudah digunakan dan dipercaya oleh banyak Dokter, Bidan, Perawat, dan semua kalangan.
Channamix: Kapsul Ikan Gabus Premium, 7x Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Pasca Operasi
Pastikan Bunda menjalankan intruksi dari dokter saat masa penyembuhan dari infeksi diantaranya dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan juga kapsul ikan gabus Channamix yang dapat meningkatkan albumin dalam tubuh sehingga proses penyembuhan berjalan dengan cepat. Setelah beberapa hari perawatan yang bunda jalankan, dokter akan memeriksa keadaan sayatan tersebut. Pada saat ini mungkin luka sudah sembuh dah tertutup kembali.
Baca juga: